Selasa, 28 Juni 2011

Tawa Diatas Luka

Kadang kala dalam sebuah pertemanan tidak selalu berjalan mulus, ada saat senang ataupun ada saat kesal karena sebuah masalah tapi semua itu hanya bagian dari perjalanan dalam menjalin pertemanan. Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah seorang anak yang selalu dijadikan bahan ejekan oleh temannya tapi sekalipun anak itu kesal dia tidak pernah membenci teman-temannya itu karena untuk mencari orang yang satu visi itu sangat sulit apalagi dijaman sekarang ditengah merebak luas orang yang bersifat individual.

Awal kisah diceritakan terdapat seorang anak laki-laki yang kuliah disalah satu universitas tertentu. Awalnya anak ini tidak pandai bergaul, tertutup, pemalu, mungkin memang seperti itu sifatnya. Setelah menjalani kuliah berbulan-bulan akhirnya dia menemukan teman-teman yang asyik, menyenangkan dan satu visi. Tapi awal cerita pedih itu dimulai ketika anak ini bertemu dengan seorang wanita dan jatuh cinta pada wanita tersebut, ga tau ini kali pertamanya dia jatuh cinta atau karena dia polos mengenai cinta sampe-sampe dunianya berubah ketika dia mengenal cinta.
 
Si anak ini dan cewe yang disukainya itu berteman dekat, tapi entah kenapa mungkin karena anak ini baru mengenal cinta dan jatuh cinta pada wanita yang benar-benar dia sukai, teman-temannya itu malah menjadikan dia sebagai bahan celaan, bahan ejekan. Awalnya si anak itu merasa ga enak, kesal karena selelu saja menjadi bahan celaan teman-temannya itu, padahal dia tidak pernah melakukan hal yang sama kepada teman-temannya itu. Dia pernah berpikir dia tidak mau teman-temannya mengolok-oloknya dihadapan cewe itu karena bukan dia yang kasian tapi dia lebih kasian kepada cewe itu, meskipun si cewe tidak pernah merasa ga enak, tapi tetap saja dia merasa ga enak sama cewe itu.

Makin lama temannya jadi makin sering mencela dia, mungkin karena dia masih muda dan seperti anak-anak didepan temen-temannya itu jadi dia selalu berbicara sepolos mungkin, bagaimana perilaku anak-anak meskipun pasti ada bedanya. Kadang kala omongannya itu pernah menyakiti orang lain tapi anak ini ga sadar karena dia terlalu polos. Setelah sekian lama seperti itu akhirnya dia merasa terbiasa dengan celaan itu, dia menganggapnya kalau teman-temannya itu hanya bercanda dan bermaksud untuk hiburan sajah meskipun tetap saja dalam hatinya ada perasaan tidak enak, sedih, tapi dia ikut tertawa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Saat hubungannya dengan cewe itu mulai membaik, dia mulai bisa ngobrol dengan cewe itu didepan banyak orang, teman-temannya kembali meledek dia dengan celaan yang mungkin sangat membuatnya malu dan bingung. Dia sempat berpikir sebenarnya apa maunya teman-temannya itu? dia diam salah, bersikap seperti biasa pun salah dihadapan cewe itu? harus seperti apa dia itu? tapi dia hanya memendam dalam hati saja, dia tidak meu mengeluarkan semua pertanyaan yang membuatnya bingung itu, karena teman-temannya pasti hanya bermaksud sekedar bercanda. dia pun hanya bisa tertawa diatas kesedihannya itu, meskipun dia merasa terluka oleh ulah teman-temannya tapi dia hanya bisa tertawa. 

Dia tidak ingin teman-temannya tahu kalu dia merasa terbebani, karena itu hanya akan membuat teman-temannya menjadi canggung dan tidak enak padanya. Bahkan dia tidak pernah memberi tahu kepada temannya kalu dia mempunyai masalah dengan keluarganya, dia tidak ingin teman-temannya itu menjadikan masalahnya itu sebagai bahan celaan lagi. Cukup cerita cinta yang sudah berlalu saja yang menjadi bahan celaan teman-temannya. meskipun dia membuka lembaran baru dalam hidupnya tapi teman-temannya itu selalu menghadirkan bayang-bayang masa lalunya dalam kehidupannya. Itu bukanlah sifat yang diperlukan dalam pertemanan tapi dia tetap menganggap teman-temannya itu teman terbaiknya, karena kebahagiaan yang mereka berikan lebih besar daripada hinaan, celaan mereka, dia tetap tertawa diatas lukanya sendiri, karena baginya teman itu sangat berharga.

Cerita diatas mungkin bisa menginspirasi kita untuk berprilaku yang baik terhadap teman, seberapa besar teman kita menyakiti kita tapi janganlah merasa dijahati karena sesungguhnya mereka hanya ingin menghibur kita, dan jangan pernah memberitahukan masalahmu kepada orang lain karena 1% yang peduli, 20% tidak peduli, dan sisanya senang kamu memiliki itu. Dari cerita tersebut juga bisa timbul pertanyaan "apakah lebih baik diam? atau diam lebih baik?" yang pasti tetaplah tersenyum sesakit dan seberat apapun  kamu menjalaninya karena dengan senyuman kamu dapat mersakan kebahagiaan dan senyuman pun bisa sedikit mengurangi beban kita, percaya ga percaya buktikanlah sendiri. hehehe....teman itu susah untuk dicari jadi jagalah baik-baik pertemanan yang telah kalian jalin.

Friendship isn't how you forget, but how you forgive; not how you listen, but how you understand; not how you see, but how you feel; not how you let go, but how you hold on!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar