Apakah kita masih ingat waktu kita masih kecil? sejujurnya pada saat itu kita pernah dewasa, okey kita mulai bercerita dulu tentang masa kecil kita yang mungkin dialami oleh orang lain dibelahan dunia ini. Kita ingat pada waktu kecil, ketika pulang sekolah buru-buru makan siang terus main keluar bersama teman-teman, pada sore hari main bola ataupun main petak umpet, ga ada yang main sendirian semua selalu bersama-sama, ga ada yang individualitas semua selalu berbarengan. Belajar memahami karakter satu sama lain, ada yang wajahnya sembab karena terus-terusan kalah, ada yang tingkahnya sombong karena selalu menang dalam permainan, hahaha..Yah itulah masa kecil kita saat bermain dulu yang penuh kebersamaan dan canda tawa, bandingkan dengan keadaan kita yang sekarang, makin dewasa makin individualitas, semakin terjerumus kedalam permainan yang hanya 2 orang karena stick nya hanya ada dua, ataupun sendiri karena komputer dan keyboardnya hanya satu, yah kita saat ini lebih senang main internet ataupun main PS tanpa disadari kalo kita sudah terjerumus kedalam permainan individualitas. Ga ada unsur toleransi lagi dalam permainan kita yang sekarang, ga ada unsur memahami persaan yang kalah dan menghormati yang menang.
Kita ingat pada saat bulan puasa ketika malam tiba kita main mobil-mobilan bersama teman-teman mengelilingi komplek atau kampung dengan mendorong mobil-mobilan yang telah kita buat dengan susah payah. Kita tidak diberi uang oleh orang tua kita untuk membeli mobil-mobilan tersebut tapi kita tidak habis akal, kita tidak pernah menyerah, kita cari kayu dan sandal jepit lalu kita buat rancangan mobil-mobilan dari bahan-bahan tersebut, dari sampah yang dibuang oleh orang-orang tapi kita bisa menghasilkan sebuah karya. Uang bukan penghalang untuk kita bisa bermain. Kita tidak peduli dengan bagus atau tidaknya hasil mobil-mobilan tersebut tapi kita menyukai proses pembuatannya. Kita selalu marah-marah ketika mobil yang kita buat belum jadi dan permainan kita belum selesai karena orang tua menyuruh kita mandi, lihat betapa serius dan totalnya kita dalam mencintai permainan. Kita dulu bisa bersikap mandiri dengan segala keterbatasan yang ada, mencintai dan menikmati proses pembuatan suatu karya, dan total dalam mencintai sebuah karya, lalu bagaimana kita sekarang??
Dulu kita selalu jujur pada saat ditanya, ya karena anak kecil emang selalu jujur dan polos. Jujur selalu mendatangkan kedamaian hati sedangkan bohong selalu mendatangkan kegelisahan, Lalu kapan kita sering gelisah waktu kecil atau sudah tua? ya emang kehidupannya berbeda, karena permasalahan hidupnya berbeda. Permasalahan orang tua lebih banyak karena bohongnya juga banyak. Karena bohong merupakan akar dari segala permasalahan. Betapa hebatnya kita waktu kecil yang polos hingga ga tau cara untuk berbohong sampai Tuhan pun ga tau cara untuk memberikan kegelisahan kepada kita. Dulu kita pernah dewasa, dulu kita mencintai permainan, mencintai kebersamaan, mencintai kemandirian, mencintai keuletan, dan mencintai kejujuran. Menjadi dewasa dengan memutar waktu adalah hal yang mustahil, tapi kalu kita bisa belajar dengan tepat semua bisa dijadikan teladan.
Dewasa tidak harus selalu tua tapi dewasalah disaat yang tepat. Dulu kita pernah Dewasa